Kesyirikan Dan Perzinahan Di Gunung Kemukus

Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah. Kawasan itu dikenal bukan karena keindahan alamnya. Ratusan bahkan ribuan dari berbagai kota datang ke sana hanya untuk berziarah dan ritual pesugihan. Pelaksanaan ritual sebenarnya bisa dilaksanakan setiap hari. Namun, terdapat hari-hari tertentu yang dipercaya membawa berkah tersendiri. Misalnya, saat malam Jumat Pon dan malam Satu Suro.

Lokasi utama yang dituju para peziarah adalah makam Pangeran Samudro dan para pengawalnya. Ada beberapa versi tentang mitos Pangeran Samodro ini yang masing-masing mempunyai kepentingan sebagai alasan pembenar dalam mencapai tujuan, yaitu versi pemerintah daerah setempat, versi peziarah dan versi penduduk setempat. Berdasarkan pertimbangan bahwa versi pemerintah daerah setempat ‘sering dimuati unsur politis’, maka hanya akan dikemukakan secara ringkas versi peziarah dan versi penduduk setempat saja.

Kesyirikan Dan Mitos Pesugihan Gunung Kawi

MITOS SEPUTAR PESUGIHAN GUNUNG KAWI


Gunung Kawi memang dikenal sebagai tempat untuk mencari kekayaan (pesugihan). Konon, barang siapa melakukan ritual dengan rasa kepasrahan dan pengharapan yang tinggi maka akan terkabul permintaanya, terutama menyangkut tentang kekayaan. Mitos ini diyakini banyak orang, terutama oleh mereka yang sudah merasakan “berkah” berziarah ke Gunung Kawi. Namun bagi kalangan rasionalis-positivis, hal ini merupakan isapan jempol belaka.

Memang kekayaan merupakan hal yang paling dicari oleh masyarakat, kekayaan dianggap masyarakat dapat membawa manusia dalam keberkahan dan kehidupan yang kekal abadi dalam mendapatkan kebahagiaan materiil. Hal-hal tersebutlah yang saat ini menjadi stigma masyarakat ketika hendak berkunjung ke Gunung Kawi. Ritual untuk mencari kekayaan (pesugihan) telah tertanam di dalam pikiran masyarakat, bahwa Gunung Kawi sebagai sarana obyek realisasi dari simbol kemakmuran untuk mencari kekayaan.

Fatwa NU thdp Sedekah Desa (Ruwah Deso)

KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA (NU) KE-5 Di Pekalongan, pada tanggal 13 Rabiul Tsani 1349 H / 7 September 1930 M. Lihat halaman : 56-57.

Pertanyaan :

Bagaimana hukumnya mengadakan pesta dan perayaan guna memperingati Jin penjaga desa (Mbaureksa: jawa). Untuk mengharapkan kebahagiaan dan keselamatan dan kadang terdapat hal-hal yang mungkar. Perayaan tersebut dinamakan "Sedekah Bumi" yang biasa dikerjakan penduduk desa (kampung), karena telah menjadi adat kebiasaan sejak dahulu kala ?

Menyingkap Konspirasi Besar Zionis-Salibis dan Neo Syiah-Shafawis thdp Ahlussunnah di Semenanjung Arabia

SISI PALING RAHASIA PENGGEMPURAN LEBANON

Menyingkap Konspirasi Besar Zionis-Salibis dan Neo Syiah-Shafawis terhadap Ahlussunnah di Semenanjung Arabia

Editor dan Penerjemah: Muhammad Ihsan Zainuddin[1]
“Dari semua yang terungkap dan terbaca
ada banyak rahasia yang tak terketahui.
Karena itu, jangan pernah tertipu
mendengar lolongan serigala,
nyaksikan musang kenakan sorban,
sebab mereka-lah penipu tercerdik dalam sejarah.”
(Suara hati sendiri)

Catatan Editor:

Dalam hitungan hari saja, dunia terperangah. Dan seolah tak pernah jemu, seluruh wajah dunia kembali berpaling ke wilayah paling panas di seantero jagat: Palestina dan Lebanon. Ada puluhan rudal mungkin yang ditumpahkan ke kepingan wilayah itu, dan kemudian ada puluhan –bahkan mungkin ratusan- nyawa tak berdosa yang melayang, ratusan rumah tempat bernaung nyaris rata dengan tanah, dan gelombang pengungsian lalu menjadi fenomena yang tak terbendungkan.

 

Map