"Kyai Sapu Jagad, Empu Rama, Empu Ramadi, Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin,... yg semuanya penguasa di Gunung Merapi, kenduri wilujengan, macapatan..
Itulah bagian2 dari ritual Mbah Marijan ketika memimpin ritualnya
Apakah ini Islam? Apakah ini Syirik?
Referensi: http://regional.kompas.com/read/2010/07/13/08500098/Mbah.Marijan.Batal.Pimpin.Labuhan.Merapi
http://news.okezone.com/read/2009/07/24/1/241637/mbah-marijan-pimpin-labuhan-alit-di-gunung-merapi
Siapakah penunggu gunung Merapi?
Penduduk setempat mengatakan Eyang Merapi sebagai penunggunya.
Tapi siapakah sebenarnya Eyang Merapi itu? Menurut mbah Maridjan (73) oarng pintar setempat, Eyang Merapi adalah seorang raja sekaligus tokoh utama yang menjadi pimpinan seluruh lelembut penghuni Merapi. Tokoh kedua yang keberadaannya juga masyarakat setempat adalah Eyang Sapu Jagad.
Penunggu kawah Merapi inilah yang memegang kunci meledak atau tidaknya gunung tersebut. Makanya, demi menjaga kemarahannya, setiap tahun sekali Kraton Yogyakarta menyelenggarakan ritual labuhan yang di persembahkan kepadanya, termasuk kedua staffnya yakni Kyai Grinjing Wesi dan Kyai Grinjing Kawat. Tokoh ketiga adalah Eyang Megantara. Pemuka dedemit yang berdiam diri di puncak Merapi ini memilki kewenangan mengendalikan cuaca dan mengawasi sekitar kawasan Merapi.
Tokoh keempat adalah Nyi Gadung Melati, dia pemimpin dedemit wanita dengan ratusan pasukannya yang rata-rata berwajah manis serta berseragam busana warna hijau pupus pisang. Tugas pokoknya adalah menjaga kesuburan tanaman gunung. Tokoh kelima adalah Eyang Antaboga. Mahkluk dari bangsa jin ini mendapat tugas cukup berat karena harus selalu menjaga keseimbangan gunung agar tidak melorot tenggelam kedasar bumi.
Tokoh keenam Kyai Petruk. Pemuka jin ini bertugas memberi wangsit mengenai waktu meletusnya Merapi, termasuk juga memberi kiat-kiat tertentu kepada penduduk agar terhindar dari ancaman bahaya lahar panas Merapi. Dipundak jin inilah keselamatan penduduk tergantung. Sedang pemimpin roh halus ketujuh yang khusus mengatur arah angin adalah Kyai Sapu Angin.
Pemuka jin kedelapan yang tugasnya menjaga sembari mengatur teras keraton Merapi adalah Kyai Wola-Wali. Adapun Kartadimejo, tokoh kesembilan ini bertugas sebagai komandan pasukan mahkluk halus sekaligus menjaga ternak serta satwa gunung, termasuk memberi kepastian kepada penduduk tentang kapan tepatnya Merapi meletus. Jin terakhir ini kerap mendatangi penduduk sehingga namanya cukup terkenal di kalangan penduduk Merapi.
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=876669&page=52
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
“Katakanlah: “Panggillah mereka yang kamu anggap selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya dari padamu dan tidak pula memindahkannya. Orang-orang yang mereka seru...... itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka siapa diantara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan adzab-Nya; sesungguhnya adzab Rabbmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.”
(QS.Al-Isra:56-57)
“Apakah mereka mempunyai sesembahan-sesembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (QS. Asy-Syura:21)
“Dan di antara manusia ada yang menjadikan sekutu-sekutu selain Allah, mereka mencintainya seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat cinta kepada Allah.”
(QS. Al-Baqarah:165)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan Surga kepadanya, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun"[ ...Al-Maa'idah: 72]
Syirik Menghapuskan Pahala Segala Amal Kebaikan.
Allah Azza wa Jalla berfirman.
"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan"[Al-An'aam: 88]
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi-Nabi) sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi"[Az-Zumar: 65]
JENIS-JENIS SYIRIK
Syirik Ada Dua Jenis : Syirik Besar dan Syirik Kecil.
[1]. Syirik Besar
Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam Neraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat daripadanya.
Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.
Syirik Besar Itu Ada Empat Macam.
[a]. Syirik Do'a, yaitu di samping dia berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, ia juga berdo'a kepada selainNya. [QS. Al-Ankabut: 65]
[b]. Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu ibadah untuk selain Allah Subhanahu wa Ta'ala [QS. Huud: 15-16]
[c]. Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam hal maksiyat kepada Allah [QS. At-Taubah: 31]
[d]. Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan. [QS. Al-Baqarah: 165]
[2]. Syirik Kecil
Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar.
Syirik Kecil Ada Dua Macam.
[a]. Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
" Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik"[HR. At-Tirmidzi (no. 1535) dan al-Hakim (I/18, IV/297), Ahmad (II/34, 69, 86) dari 'Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma. Al-Hakim berkata: "Hadits ini shahih menurut syarat al-Bukhari dan Muslim". Dan disepakati oleh adz-Dzahabi.]
Qutailah Radhiyallahuma menuturkan bahwa ada seorang Yahudi yang datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian melakukan perbuatan syirik. Kamu mengucapkan: "Atas kehendak Allah dan kehendakmu" dan mengucapkan: "Demi Ka'bah". Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan para Shahabat apabila hendak bersumpah supaya mengucapkan, "Demi Allah Pemilik Ka'bah" dan mengucapkan: "Atas kehendak Allah kemudian atas kehendakmu"[Lihat HR. An-Nasa'i (VII/6) dan Amalul Yaum wal Lailah no. 992, al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkata dalam al-Ishaabah (IV/389 ). Hadits ini shahih, dari Qutailah Radhiyallahu 'anhuma, wanita dari Juhainah Radhiyallahu anha. Lihat Fat-hul Majiid Syarh Kitabit Tauhid (bab 41 dan 43), lihat juga di Silsilah al-Ahaadits as-Shahiihah (no. 2042).]
Syirik dalam bentuk ucapan, yaitu perkataan.
"Kalau bukan karena kehendak Allah dan kehendak fulan"
Ucapan tersebut salah, dan yang benar adalah.
"Kalau bukan karena kehendak Allah, kemudian karena kehendak si fulan"
Kata (kemudian) menunjukkan tertib berurutan, yang berarti menjadikan kehendak hamba mengikuti kehendak Allah.[Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla dalam surat at-Takwir: 29]
[b]. Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji orang) dan sum'ah (ingin didengar orang) dan lainnya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka (para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" .Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu riya'"[HR. Ahmad (V/428-429) dari Shahabat Mahmud bin Labid Radhiyallahu 'anhu. Berkata Imam al-Haitsami di dalam Majma'uz Zawaa'ij (I/102This emoticon has been enhanced by Facicons "Rawi-rawinya shahih". Dan diriwayatkan juga oleh ath-Thabrani dalam Mu'jamul Kabiir (no. 4301), dari Shahabat Rafi¡' bin Khadiij Radhiyallahu 'anhu. Imam al-Haitsami dalam Majma'uz Zawaa-ij (X/222) berkata: "Rawi-rawinya shahih" Dan hadits ini dihasankan oleh Ibnu Hajar al-Atsqalani dalam Bulughul Maram. Dishahihkan juga oleh Syaikh Ahmad Muham-mad Syakir dalam tahqiq Musnad Imam Ahmad (no. 23521 dan 23526).]
[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas]
Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh dalam "Fath Al Majid" berkata :
"Banyak orang yg keliru dalam memahami hadits 'Barang siapa yg mengucapkan [Laa ilaaha illallaah], maka ia akan masuk surga'. Mereka mengira bahwa dengan melafazhkan kalimat...... itu berarti cukup untuk menyelamatkannya dari api neraka dan masuk surga. Padahal sebenarnya tidaklah demikian.
Orang yg mengira seperti itu berarti ia telah terpedaya dan tidak mengerti makna [Laa ilaaha illallaah], karena dengan demikian berarti ia tidak menghayatinya.
Makna yang sebenarnya adalah, melepaskan diri dari setiap sesembahan dan bersungguh2 dalam mengkhususkan diri dengan semua jenis ibadah hanya untuk Allah semata serta melaksanakan ibadah2 tersebut sesuai dengan cara yang dicintai dan di ridhaiNya.
Orang yg belum melaksanakan hak ibadah tersebut, atau hanya melaksanakan beberapa jenis saja, kemudian beribadah pula kepada selain Allah dengan cara berdoa kepada para wali dan orang2 shalih serta bernadzar kepada mereka dan sejenisnya, berarti orang semacam ini telah menghancurkan ibadahnya itu sendiri.Maka pernyataanya tentang [Laa ilaaha illallaah] tidak lagi berguna baginya.
Seandainya cukup hanya dengan mengucapkannya, tentu kaum musyrikin tidak pernah diperangi oleh Nabi Shallallhu 'alaihi wa sallam dan tidak akan di musuhi.
Allah subhanahu wa ta'alaa telah berfirman "maka ketahuilah, bahwa tiada sesembahan (yang hak) selain Allah" (QS. Muhammad ayat 19). Allah juga menyebutkan "Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya..." (QS. Al Mu'min ayat 65)
Jadi orang yang tidak mengamalkannya dan melakukan hal2 yang bertolak belakang dengannya, maka sekedar mengucapkannya/melafazhkannya itu tidaklah berguna sama sekali.
Setiap orang yang melakukan suatu ibadah untuk selain Allah, maka ia tidak tahu makna [Laa ilaaha illallaah] atau ia berdusta ketika menyatakan keimanan dalam hatinya.
Mereka itulah orang2 yang terpedaya dan tidak berguna semua amalnya, yaitu yang sesat usahanya di dalam kehidupan dunia, sementara mereka mengira bahwa mereka telah melakukan kebaikan. Na'uudzu billaahi min dzaalik.
[Sumber : Kitab Fathul Majid, Bab "Keistimewaan Tauhid dan dosa2 yg diampuni karenanya", Hal 57]
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Aku tinggalkan kalian di atas (jalan) yang putih, malamnya bagaikan siangnya, tidak ada seorang pun sepeninggalku yang berpaling darinya melainkan ia (akan) binasa….”[SHAHIH. HR Ibnu Majah (1/16 ......no. 43) dan lain-lain, dari hadits Al-Irbadh bi...n Sariyah Radhiyallahu ‘anhu..Ini lafazh dalam Sunan Ibnu Majah. Lihat juga As-Silsilah Ash-Shahihah (2/610 no. 937)]
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
Berkata Abu Dzar: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Tidak tertinggal sesuatupun yang mendekatkan (kamu) kesurga dan menjauhkan (kamu) dari neraka, melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu.” (SHAHIH, HR Imam Ath Thobroni di kitab nya al Mu’jamul Kabir. (2/166 no. 1647)
Nama2 yang disebut, seperti :
Eyang Merapi, Eyang Sapu Jagad, Kyai Grinjing Wesi, Kyai Grinjing Kawat, Eyang Megantara, Nyi Gadung Melati, Eyang Antaboga, Kyai Petruk, Kyai Sapu Angin, Kyai Wola-Wali, Kartadimejo, Empu Rama, Empu Ramadi,Sapu Angin, Mbah Lembang Sari, Mbah Nyai Gadhung Wikarti, dan Kyai Megantoro.. dan.. siapa lagi ya..
kemana saja tokoh2 lelembut/dedemit/jin penguasa merapi yang ditakuti kraton itu? bisakah mereka menyelamatkan korban merapi?
Itulah salah satu penyebab kenapa ana murtad dari "agama" jawa. Terlalu banyak lini2 kemusyrikan disana.
Padahal org musyrik itu, biar ia shalat 5 waktu, puasa ramadhan full, zakat, infaq, shodaqoh, naik haji 10 kali, IA TETAP KEKAL ABADI DI ...NERAKA. Hapuslah semua amalan2 ibadah mereka.
Dalil2 firman Allah subhanahu wa ta'ala diatas telah jelas bukan?
Bayangkan, betapa banyaknya orang2 islam jawa "kejawen" yg akan kekal dineraka (jika mereka tdk taubat sebelum maut menjemputnya). Ini disebabkan karena kepercayaan dan keyakinan mereka membuat mereka telah mempersekutukan Allah dgn sesuatu (demit2 merapi tsb).
Allahul musta'an.
Jika ada yg berkata, "lho, org2 kejawen itu bukan beragama islam kok".
Ya udah, kita jawab, "ooo, kalau begitu mereka kafir!, TETEP KEKAL DINERAKA". Selesai. Beres kan?
Orang kafir tidak akan masuk surga, meskipun kebaikannya banyak
Firman Alah Ta'ala :
مَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلالُ الْبَعِيدُ
"Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh." (Ibrahim: 18)
Firman Allah Ta'ala:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
"Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya." (Ali-'Imran: 19)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (Ali-'Imran: 85)
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Dahulu seorang nabi diutus khusus hanya kepada kaumnya, tetapi aku diutus kepada segenap manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
"Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, tidak seorang pun dari umat ini yang mendengarkan akan kenabianku, baik ia itu seorang Yahudi maupun Nasrani. Jika kemudian ia tidak beriman kepadaku, maka ia tergolong ke dalam penghuni neraka.” (HR. Muslim, Ibnu Mundah dan lainnya, lihat Ash-Shahihah: 157).
catatan :
Di salah satu berita dikabarkan bhw Mbah Marijan tewas dlm keadaan sujud di kamar mandi (?!)
http://www.tribunjabar.co.id/read/artikel/32735/mbah-maridjan-wafat-dalam-posisi-sujud
Bukankah kita dilarang shalat di kamar mandi?
Dari Abu Sa’id Al-Khudry, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Seluruh bagian bumi adalah masjid, kecuali kuburan dan kamar mandi’.” (Hadits shahih, riwayat Ibnu Majah, Abu Daud, dan Tirmidzi)
Diberita lain juga disebutkan bhw sujudnya Mbah Marijan ke arah selatan.
http://video.vivanews.com/read/11573-mbah-maridjan-meninggal-dalam-posisi-sujud
Bukankah qiblat menghadap ke Barat atau Barat Laut? Bukankah selatan adalah arahnya Laut Selatan atau Kraton?
Ana sbg seorg mukmin menilai dari zhahirnya, dan utk perkara2 yg ghaib tidak berani memutuskan atw menyimpulkan, semua ana serahkan kpd Allah Rabb Semesta Alam.
Wallahu a'lam.
Semoga bermanfaat....
Di ambil dari :
http://www.facebook.com/negara.tauhid
http://www.facebook.com/rostiyan
Ritual Ibadah di Seputar Merapi
Efirst,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 comments to “Ritual Ibadah di Seputar Merapi”
Posting Komentar